RESUME
Nama : Hamlan
Nim : AI 101104
Jurusan : BSI 3b
Mata kuliah : Adat dan budaya jambi
1. Sejarah dan Asal Muasal kota Jambi
Kota Jambi adalah ibu kota Provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari sepuluh daerah Kabupaten/Kota yang ada dalam Provinsi Jambi. Secara historis, Pemkot Jambi dibentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatera No 103/1946 sebagai daerah otonom kota besar di Sumatera. Lalu diperkuat lagi dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956 dan dinyatakan sebagai daerah otonom kota besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah.
Dengan pembentukan Provinsi Jambi pada 6 Januari 1948, sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi ibu kota Provinsi. Dengan demikian Kota Jambi sebagai daerah tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Jambi sekarang.
Memperhatikan jarak antara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemkot Jambi pada 17 Mei 1946, relatif singkat. Hal itu jelas menunjukan bahwa pembentukan Pemerintah Otonom Kota Besar Jambi saat itu sangat dipengaruhi jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.
Meski menurut catatan sejarah pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya Provinsi Jambi (6 Januari 1948), hari jadinya ditetapkan dua tahun lebih dulu. Sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi Nomor 16 Tahun 1985 yang di sahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi dengan Surat Keputusan Nomor 156 Tahun 1986. Hari jadi Pemkot Jambi adalah 17 Mei 1946, dengan alasan pembentukan Pemkot Jambi (sebelumnya disebut Kotamadya sebelum kemudian menjadi kota), adalah 17 Mei 1946 dengan ketetapan Gubernur Sumatera Nomor 103 tahun 1946, yang diperkuat dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956. Kota Jambi resmi menjadi ibu kota Provinsi Jambi pada 6 Januari 1957 berdasarkan UU Nomor 61 Tahun 1958.
Ketentuan mengenai lambang dan motto Kota Jambi diatur melalui Perda Nomor 15 Tahun 2002 tentang Lambang Daerah Kota Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada 21 Mei 2002 dan di tandatangani oleh Wali Kota Jambi H Arifien Manap dan Ketua DPRD KOta Jambi H Zulkifli Somad. Lambang Kota Jambi itu secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dulu. Di lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah dan sosiokultural masyarakat Jambi.
2. ARTI LAMBANG KOTA JAMBI
Lambang Kota Jambi ini secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dahulu, dimana didalam lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah, dan sosiokultural masyarakatnya. Makna yang tersirat dari benda-benda yang tertera didalamnya terrinci sebagai berikut :
A. BENTUK DAN UKURAN
Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih.
Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan “KOTA JAMBI” yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. ISI DAN ARTI LAMBANG
1. Angsa, Senapan / Lelo dan Gong .
Setelah orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, maka oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako kemudian disuruh menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru.Kepada anak dan menantunya tersebut dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang Angsa naik ketebing dan mupur di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menghiliri Sungai Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan baru yang kemudian disebut “Tanah Pilih”, dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini.
Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat tersebut ditemukannya sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama “SITIMANG” dan “SIDJIMAT”, yang kemudian kedua benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri Jambi.
2. Keris.
Keris tersebut bernama “KERIS SIGINJAI” dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.
3. Garis Biru 9 Buah
Garis-garis ini melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang meliputi 9 buah lurah dialiri oleh anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama :
1. Batang Asai
2. Batang Merangin
3. Batang Masurai
4. Batang Tabir
5. Batang Senamat
6. Batang Jujuhan
7. Batang Bungo
8. Batang Tebo
9. Batang Tembesi
Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi.
4. Garis Hijau 6 Buah
Garis ini melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Pasar Jambi
2. Kecamatan Jambi Timur
3. Kecamatan Jambi Selatan
4. Kecamatan Telanaipura
5. Kecamatan Danau Teluk
6. Kecamatan Pelayangan
Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung.
5. Pohon Pinang
Pohon Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan “DJAMBE” dahulu yang kemudiam dipakai sebagai nama untuk menyebut daerah ini (Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi)
Istilah “JAMBI” ini berasal dari perkataan “DJAMBE” (bahasa Jawa). Dan “DJAMBE” ini nama sejenis Pohon Pinang. Istilah “DJAMBE” lama kelamaan berubah menjadi “DJAMBI”. Dan terakhir karena ejaan yang disempurnakan maka istilah “DJAMBE” berubah pula menjadi JAMBI.
6. Motto Tanah pilih pesako betuah
Kota Jambi mempunyai motto “TANAH PILIH PESAKO BETUAH” yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah :
a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat.
b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti
c. Pesako : warisan
d. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain
Tanah pilih pesako betuah pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan.
Tanah pilih pesako betuah secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut : “Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar